10 Makanan Khas Boyolali yang Bikin Ketagihan, Ada Soto Seger hingga Dendeng Sapi

5. Tahu Susu

Salah satu makanan khas Boyolali yang tak boleh ketinggalan adalah tahu susu. Makanan ini dibuat dengan proses yang berbeda dari tahu lainnya sehingga menghasilkan cita rasa dan tekstur yang khas. Tahu ini pun memiliki rasa yang gurih serta tekstur lembut.

6. Jenang Pecel

Perpaduan makanan berupa jenang dan pecel memang sangat unik sehingga membuatnya berbeda. Makanan khas Boyolali ini ada di berbagai tempat karena sangat populer. Sajiannya sendiri yaitu berupa bubur sumsum yang terasa manis. Makanan ini kemudian dilengkapi dengan bumbu pecel dengan rasa pedas.

7. Petis Sapi
Olahan sapi lainnya yang bisa dicoba ketika berkunjung ke Boyolali yaitu petis sapi. Bahan ini biasanya digunakan sebagai salah satu bumbu masakan. Jika menggunakan petis sapi, makananmu pun akan memiliki aroma dan cita rasa yang berbeda sehingga terasa lebih nikmat.

8. Dendeng Sapi

Berbagai olahan sapi juga bisa ditemukan di Boyolali seperti dendeng sapi. Makanan ini bisa dengan mudah ditemukan di berbagai lokasi di Boyolali karena sangat populer. Selain rasanya yang lezat, dendeng sapi dari Boyolali juga tahan lama. Kamu pun bisa memilih makanan ini sebagai oleh-oleh.

9. Keripik Ceker

Makanan ringan juga dengan mudah ditemukan ketika berkunjung ke Boyolali, salahs satunya adalah keripik ceker. Kudapan ringan ini bisa kamu nikmati sebagai pengganjal perut. Cita rasa asin, gurih, dan pedas, membuat makanan ini tidak akan terasa membosankan. Selain itu, harganya pun sangat terjangkau.

10. Kerupuk Kulit

Kerupuk kulit di berbagai daerah lainnya di Indonesia biasanya memiliki rasa yang gurih. Di Boyolali, kerupuk kulit dengan cita rasa yang berbeda yaitu sedikit manis. Makanan ini sangat diminati masyarakat dan wisatawan. Untuk mendapatkan kerupuk kulit tidaklah sulit, karena dijual di banyak tempat.

Itulah 10 makanan khas Boyolali yang wajib kamu coba saat berada di kota penghasil susu. Makanan khas Boyolali juga bisa menjadi oleh-oleh untuk dibawa pulang.

Editor: Ahmad Antoni