2 Kelompok Mahasiswa UNS Unjuk Rasa, Soroti Kasus Pemukulan hingga Dugaan Korupsi Rektor
"Jangan mengajarkan narasi kebencian di media sosial. Buatlah kami berdamai dengan semuanya. Kita bergandengan tangan membangun citra, harmonisasi di UNS. Sehingga nanti prestasi kita rasakan, ketentraman kita rasakan," tegasnya.
Sekitar pukul 17:00 WIB, giliran BEM UNS yang menyuarakan pendapatnya terkait kasus-kasus yang terjadi di UNS. Ketua BEM UNS Hilmi Ash-Shiddiq mengungkapkan bahwa unjuk rasa yang dilakukan sebagai wujud dalam kebebasan berpendapat. Kelompoknya tidak menuntut apapun dengan digelarnya aksi tersebut.
"Kami tidak pakai tuntutan. Karena ini aksi massa dan mimbar bebasnya. Kami fokus pada mimbar bebas," katanya pada sela-sela aksi.
Hilmi menjelaskan, pihaknya fokus terhadap 3 isu yakni kekerasan, kebebasan berpendapat, dan kesejahteraan mahasiswa. Terkait kekerasan, BEM UNS menyayangkan tidak adanya proses mitigasi atas oknum sopir menghajar seorang mahasiswa habis-habisan mengingat kejadian pemukulan pertama berada di depan pejabat Dekanat.
Soal kebebasan berpendapat, Hilmi menyebut bahwa ada intervensi dari pihak kampus kepada para mahasiswa agar tidak mengikuti aksi yang BEM UNS lakukan dengan alasan kode etik.
"Saya ada video dari mahasiswa baru yang mereka kegiatan zoom meeting dari Dekanat yang menunjukkan jangan ikut demo nanti kena kode etik," katanya.
Sedangkan soal kesejahteraan mahasiswa, Hilmi mengatakan, ada sekitar 1400 mahasiswa kesusahan pembayaran UKT. Tahun ini UNS melakukan pengunduran jadwal pembayaran selama 2 hari karena banyak mahasiswa yang mengalami keberatan membayar UKT.
"Kami menduga ada salah satu sistem penetepan UKT UNS yang kurang berkeadilan. Di situ yang ingin kami pabrik," ujarnya. Aksi dua kelompok tersebut kemudian berakhir dengan damai, sekitar pukul 17.30 WIB.
Editor: Ahmad Antoni