get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Jalur Alternatif ke Pemalang yang Lebih Lancar, Nomor 2 Punya Pemandangan Indah!

3 Karakteristik Makanan Jawa Tengah, Jadi Pembeda dengan Daerah Lain

Sabtu, 14 Januari 2023 - 10:41:00 WIB
3 Karakteristik Makanan Jawa Tengah, Jadi Pembeda dengan Daerah Lain
Karakteristik makanan Jawa Tengah, nasi liwet. Foto: dok.

SOLO, iNews.id - Ada sejumlah karakteristik makanan Jawa Tengah yang menjadi ciri khas. Karakteristik ini menjadi pembeda dengan makanan dari daerah lain. 

Masakan khas di Jawa Tengah sangat dipengaruhi dua kerajaan, yakni Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo. Karakteristik makanan yang membedakan di antaranya menyangkut rasa dan komposisi bumbu.

Hal itu erat hubungannya dengan ketersediaan bumbu-bumbu serta bahan baku yang ada di daerah tersebut. Kondisi cuaca juga mempengaruhi model olahan makanan. 

Berikut 3 karakteristik makanan Jawa Tengah: 

1.Dominan bumbu bawang putih
Karakteristik makanan Jawa Tengah yang pertama adalah dominan bumbu bawang putih. Sebab fungsinya pada masakan sangat berguna untuk memperkaya cita rasa. Bawang putih termasuk sebagai penyedap alami pada masakan. 

Bawang putih memiliki rasa yang kuat jika mentah. Menumis atau memanggang akan melunakkan rasa dan memunculkan rasa manis gurih alami, serta aroma khas bawang yang kuat. 

Selain bermanfaat untuk menyempurnakan rasa masakan, bawang putih juga bermanfaat untuk kesehatan. Rasa bawang putih yang khas berasal dari senyawa belerang yang terbuat dari allicin. 

Bawang putih juga memberikan nutrisi penting yang baik bagi tubuh. Bawang putih kaya vitamin C, vitamin B6 dan mengandung sejumlah nutrisi lainnya. Mengonsumsi rutin makanan sehat dengan bawang putih mambantu menurunkan tekanan darah. 

Sejumlah makanan khas Jawa Tengah yang menggunakan bawang putih sebagai bumbu antara lain, garang asem, nasi gandul, soto kudus, nasi grombyang, mie ongklok, mangut beong, sup matahari, lumpia, dan masih banyak lainnya. 

2. Banyak mengandung santan
Karakteristik makanan Jawa Tengah yang kedua adalah banyak mengandung santan. Fungsinya untuk menghasilkan cita rasa makanan yang lebih kaya dan sedap. Fungsi santan salah satunya sebagai pengental, sehingga banyak digunakan untuk makanan berkuah kental. Santan berasal dari cairan perasan kelapa tua yang diparut. 

Makanan bersantan sering disebut tidak sehat. Namun tidak selalu demikian jika dikonsumsi dengan tepat. Santan mengandung banyak zat gizi, seperti protein, lemak, kalium, fosfor, vitamin C, dan antioksidan.

Santan murni yang dimaksud adalah perasan buah kelapa yang telah diparut. Jadi tidak ditambahkan dengan air. Jika dilihat dari kandungan gizinya, mengonsumsi santan punya potensi baik untuk kesehatan. Meningkatkan kadar kolesterol baik dengan mengurangi kadar kolesterol jahat.

Melindungi kerusakan sel dari stres oksidatif karena senyawa asam laurat yang tinggi. Meningkatkan fungsi otak karena mengandung asam lemak rantai menengah.

Semua potensi kesehatan dari santan bisa didapatkan jika dikonsumsi dengan cara yang tepat. Santan sebaiknya tidak dipanaskan berkali-kali dan tidak dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.

Meskipun kaya vitamin dan mineral, konsumsi santan harus tetap dibatasi dengan bijak. Makanan bersantan yang dikonsumsi terlalu sering akan menimbulkan masalah kesehatan.

Bahaya santan bagi tubuh sebenarnya berkaitan dengan kadar lemak jenuh yang dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, terutama penyakit jantung, stroke, hingga serangan jantung.

Tubuh memang memerlukan lemak sebagai energi, tapi tidak dalam jumlah yang banyak. Jika makanan yang mengandung lemak jenuh dikonsumsi dalam jumlah banyak, tentu ekstra lemak bisa menumpuk.

Penumpukan lemak bisa meningkatkan berat badan, membentuk plak yang menyumbat pembuluh darah, dan mengakibatkan peradangan.

3. Dominan rasa manis
Karakteristik makanan Jawa Tengah yang ketiga adalah dominan rasa manis. Konon hal itu dipengaruhi sejarah ketika sistem tanam paksa diberlakukan Belanda di Jawa. Rata-rata, kuliner di Jawa Tengah memiliki rasa manis, seperti gudeg, selat Solo, dan sate kambing. Jajan pasar di Jawa Tengah juga dominan rasa manis. 

Sistem tanam paksa dalam perkembangannya berpengaruh pada makanan di Jawa Tengah. Semua masakan dibuat dengan air perasan tebu, dan orang Jawa Tengah terbiasa dengan rasa manis. Dampaknya sampai sekarang, kuliner Jawa Tengah dominan dengan rasa manis. 

Namun ada juga versi lain kenapa makanan di Jawa Tengah dominan manis, yakni karena masyarakat Jawa dekat keraton. Rasa manis bagi masyarakat Jawa memiliki filosofi sebagai simbol kenikmatan. Cita rasa manis konon telah ada sejak zaman Majapahit. 

Kondisi alam di Jawa Tengah banyak ditumbuhi pohon kelapa. Masyarakat setempat terbiasa membuat gula kelapa (gula Jawa) yang menciptakan rasa manis. Makanan di Jawa Tengah cenderung dibuat gurih manis karena unsur dari tanaman kelapa. 

Demikian karakteristik makanan Jawa Tengah yang membedakan dengan daerah lain. Silakan mencoba dan dijamin Anda akan ketagihan.

Editor: Ary Wahyu Wibowo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut