5 Fakta Satu Keluarga di Sragen Meninggal usai Hajatan, Nomor 3 Bikin Haru

SRAGEN, iNews.id - Hajatan mantu yang digelar sebuah keluarga di Desa Wonorejo, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen berujung duka. Satu per satu anggota keluarga mengeluh sakit hingga meninggal diduga karena Covid-19.
Tim iNews, berupaya merangkum sejumlah fakta meninggalnya tiga anggota keluarga di Sragen usia menggelar hajatan.
1. Mempelai perempuan meninggal pertama
Kepala Desa (Kades) Wonorejo, Edi Subagyo mengatakan, SD (60) yang merupakan kaur umum di desa setempat menggelar pesta hajatan mantu anaknya, LD (28). Dia menikah dengan pria asal Wonogiri namun memiliki KTP Tangerang.
“Pernikahan digelar 24 Oktober 2020, dia (LD) pulang tanggal 22 Oktober 2020,” kata Edi Subagyo, Kamis (12/11/2020).
Mempelai perempuan ini memiliki riwayat penyakit asma. Pernikahan dan resepsi digelar 24 Oktober 2020. Diketahui, LD merupakan perawat di salah satu puskesmas di Jakarta Timur.
Hajatan pun digelar kecil-kecilan. Pada 27 Oktober 2020, giliran acara ngunduh mantu di pengantin pria.
Namun saat perjalanan, mempelai perempuan mengeluhkan sakit. Setelah menjalani perawatan di rumah sakit, LD kemudian meninggal 5 November 2020 kemarin.
2. Sang ibu masuk rumah sakit sebelum hajatan
Seminggu sebelumnya, S (57) ibunya LD sudah masuk rumah sakit karena memiliki riwayat penyakit gula. Keluarga pun sempat akan membuat hajatan secara besar-besaran. Namun, diurungkan.
3. Ibu dan ayah mempelai perempuan meninggal
Ibu LD, S meninggal dunia pada Jumat pagi (6/11/2020) giliran meninggal dunia. Pada sisi lain, setelah pengantin perempuan meninggal dunia pada malam hari, bapaknya paginya giliran dirujuk ke rumah sakit.
SD kemudian meninggal dunia pada Senin (9/11/2020) sore sekitar pukul 16.00 WIB.
“Ketiganya dimakamkan dengan prosedur protokol Covid-19,” katanya.
4. Sebanyak 113 orang kontak erat
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, Hargiyanto mengatakan, pihaknya telah melakukan tracing dan swab setelah satu keluarga di Desa Wonorejo, Kecamatan Kalijambe meninggal dunia terpapar Covid-19.
Tercatat jumlah tracing kontak erat jumlahnya mencapai 113 orang. Namun ia masih enggan untuk menyampaikan mengenai perkembangan hasilnya. Hasil tracing mulai keluar dan kini masih proses verifikasi. Sehingga masih perlu dicocokan lagi.
5. Desa tak lockdown
Usai tracing, swab dilaksanakan di Teknopark Sragen. Para perangkat Desa Wonorejo juga menjalani swab pada hari berikutnya di Puskesmas Kalijambe. Mereka yang menjalani swab yang hadir saat resepsi. Di antaranya para tetangga satu RT yang menggelar hajatan, dan keluarga yang menjadi kontak erat.
Warga yang menjalani swab untuk sementara diminta untuk karantina mandiri sembari menunggu hasil swab keluar.
Kondisi desa normal seperti biasa dan tidak ada lockdown. Mengingat mayoritas warga setempat adalah petani, aktivitas keseharian hanya pergi ke sawah.
Editor: Nani Suherni