578 Anak Terpapar Covid-19, DP3A Semarang: Tingkat Kesembuhan Lebih Cepat di Rumah
SEMARANG, iNews.id – Pemerintah Kota Semarang menaruh perhatian terhadap perkembangan kasus Covid-19 pada anak. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang menyebut pada awal pandemi kasus Covid-19 lebih banyak menyasar usia dewasa dan lansia.
Kepala DP3A Kota Semarang, M Khadik mengatakan di Kota Semarang tercatat sudah ada 578 anak terpapar Covid-19. Lima di antaranya meninggal dunia. “Kalau melihat kasusnya memang cukup besar, tapi akhir-akhir ini Kota Semarang sejak PPKM darurat sudah semakin menurun. Kami berharap akan terus menurun,” kata Khadik dalam siaran pers, Minggu (25/7/2021)
Pemkot Semarang telah berupaya secara maksimal menyediakan tempat isolasi hingga tingkat RT. Menurutnya, anak-anak tetap bisa memanfaatkan fasilitas tersebut untuk menjalani isolasi selama terpapar Covid-19. “Pemkot melalui DP3A selalu memberi penguatan langsung agar anak-anak tangguh dalam menghadapi Covid-19,” katanya.
Dia mengatakan, peran orang tua mendampingi dan mensuport ketika anak-anak terpapar Covid-19 sangat penting. Menurutnya, banyak kasus anak-anak yang terpapar melakukan isolasi di tempat karantina dengan di rumah sendiri justru tingkat kesembuhannya lebih cepat di rumah sendiri.
Hal ini karena pengaruh psikis anak. Perhatian dan suport orang tua dinilai mampu membuat imun anak lebih meningkat. “Anak-anak pasti lebih nyaman ketika berada di lingkungan keluarga dan mendapat perhatian lebih dari orang tua. Itulah yang membuat daya imun meningkat dan mempercepat penyembuhan,” kata Khadik.
Dia mengatakan, kondisi pandemi bisa digunakan orang tua untuk mempererat hubungan kekeluargaan antara orang tua dan anak. “Jangan sampai pandemi ini membuat anak hanya bergantung gadget, orang tua harus melakukan pendekatan misal dengan permainan tradisional seperti dakon, gasingan, bola bekel dan sebagainya,” ujarnya.
Menurutnya, kasus yang terjadi pada 578 anak tersebut bisa jadi lantaran partisipasi masyarakat yang rendah. Lingkungan masih menganggap anak akan baik-baik saja meski tidak menerapkan protokol kesehatan.
“Padahal, saat kita mengingatkan anak-anak menggunakan masker itu sebenarnya masuk konteks pemenuhan hak anak atas kesehatan mereka agar tidak terpapar Covid-19,” ujarnya.
Dia menyarankan, anak isolasi di rumah saja jika memang tidak bergejala atau mengalami gejala ringan. Dukungan dari keluarga saat anak terpapar Covid-19 sangat dibutuhkan untuk menambah imun dan mempercepat kesembuhan.
Pengurus Forum Anak Kota Semarang, Audylia Salsabila mengatakan, masih adanya anak yang jarang memakai masker disebabkan karena edukasi yang masih kurang.
Pihaknya melakukan berbagai cara agar mereka bisa memahami Covid-19. “Pendekatannya lebih tepat kami menyediakan tutor sebaya dan boks (bincang online bocah Semarang),” kata Audylia.
“Ini tempat sharing bersama. Anak-anak bisa bicara soal keluhan mereka di tengah pandemi. Kami juga menyediakan permainan seru di instagram forum anak,” ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni