Cerita Awal Munculnya Lapak Ganjar, Program yang Dongkrak Perekonomian dan UMKM

SOLO, iNews.id - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengungkapkan proses munculnya program Lapak Ganjar. Akun media sosial (medsos) Bakal Calon Presiden (Bacapres) dengan follower jutaan ini berperan positif mendongkrak perkembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Saat itu orang nanya, itu follower-nya sudah 5 juta lebih kenapa enggak promosikan kami, simpel kan, awalnya itu,” ujar Ganjar saat acara FlexingLokal bareng Google dan YouTube di Lokananta Kota Solo, Sabtu (12/8/2023).
Setelah itu, digunakan hastag Lapak Ganjar yang selanjutnya bisa dipakai para UMKM untuk mempromosikan produknya. Dia gembira karena Lapak Ganjar banyak memunculkan keberhasilan UMKM dan sebagian besar merupakan ibu-ibu rumah tangga.
Salah satu produk yang banyak ditawarkan melalui Lapak Ganjar yakni sambal. Bahkan ada juga yang menjual kusen pintu. Dari hastag Lapak Ganjar, ternyata banyak muncul produk-produk UMKM yang bagus dan banyak sekali.
Ganjar mengungkapkan, saat ini sedang dicari sukses story yang pernah ikut di Lapak Ganjar. Bahkan produk yang dipromosikan dibeli importir yang rata-rata merupakan produk kerajinan.
Dia mencontohkan adanya produk keramik UMKM yang sangat bagus sekali. Bahkan ketika pandemi Covid-19 penjualannya sangat tinggi.
“Ini sucess story yang kemudian muncul dan sekarang kita buat tematik,” katanya.
Beberapa produk yang bagus, lanjutnya, saat ini tengah didaftar, dikurasi dan didorong masuk ke katalog lokal. Pihaknya juga memberikan pendampingan untuk urusan izin legalitas, NPWP dan lainnya.
Dari Lapak Ganjar, para UMKM akhirnya mulai kenal dengan marketplace yang selanjutnya memberikan pendampingan dengan kurasi.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut produk lokal harus menguasai pasar Indonesia agar tidak didominasi oleh barang dari luar negeri.
"Ini penting kita terus memperkuat produk lokal, bagaimana jenama lokal menguasai pasar Indonesia," kata Teten Masduki.
Dia mengatakan, saat ini 53 persen ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Jika angka tersebut terus dipertahankan di atas 50 persen, maka tahun depan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa bertahan di atas 5 persen.
Editor: Donald Karouw