get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Tempat Wisata di Pemalang Paling Instagramable 2025

Cerita Jaka Tarub dan Bidadari Cantik, Misteri Pakaian Merah yang Berujung Pernikahan

Minggu, 13 Agustus 2023 - 18:53:00 WIB
Cerita Jaka Tarub dan Bidadari Cantik, Misteri Pakaian Merah yang Berujung Pernikahan
Ilustrasi cerita Jaka Tarub dan Bidadari Cantik merupakan kisah legenda asal Jawa Tengah. (IG pageant kingdom)

Jaka Tarub melihat tumpukan pakaian bidadari di atas sebuah batu besar. Semua pakaian itu memiliki warna yang berbeda-beda. Jaka Tarub pun berpikir jika ia mengambil salah satu pakaian ini, ia tidak akan bisa kembali ke kayangan. Akhirnya, ia diam-diam mengambil salah satu pakaian yang berwarna merah.

Saat mendekati terbenamnya matahari, para bidadari ini ingin kembali ke kayangan. Namun, salah satu bidadari tidak bisa menemukan pakaiannya. Keenam bidadari yang lain mencoba membantu mencari pakaiannya tapi tidak juga berhasil. 

Dari kejadian ini, Jaka Tarub mendengar bahwa bidadari yang bajunya ia ambil bernama Nawangwulan. Nawangwulan menangis panik karena tanpa pakaian dan selendangnya, ia tidak akan bisa kembali ke kayangan. Dengan terpaksa, para bidadari yang lain harus pergi meninggalkan Nawangwulan karena hari akan semakin gelap.

Nawangwulan kelihatan putus asa. Tiba-tiba tanpa sadar, ia berucap “Barangsiapa yang bisa memberiku pakaian akan, aku jadikan saudara bila ia perempuan, tapi bila ia laki-laki, akan aku jadikan suamiku,” Jaka Tarub pun buru-buru pulang untuk menyembunyikan pakaian Nawangwulan dan membawa baju mendiang ibunya untuk dipinjamkan pada Jaka Tarub.

Setelah sampai kembali ke telaga, Jaka Tarub menghampiri Nawangwulan dan memberikannya pakaian. Setelah Nawangwulan berpakaian, ia memenuhi janji yang sudah ia ucap, ia akan menikahi Jaka Tarub. Pernikahan mereka pun berlangsung lama dan mereka dikaruniai seorang anak yang mereka namakan Nawangsih.

Sejak menikah, Jaka Tarub akhirnya bisa menemukan kebahagiaannya kembali, tapi ada satu hal yang masih mengganjal di pikirannya. Ia merasa heran mengapa padi di lumbung mereka tidak berkurang walau dimasak setiap hari. Bahkan, panen yang diperoleh secara teratur membuat lumbung mereka hampir tidak muat lagi.

Lalu, di suatu pagi saat Nawangwulan ingin pergi mencuci ke sungai, ia menitipkan anaknya pada Jaka Tarub. Ia juga mengingatkan suaminya agar tidak membuka tutup kukusan nasi yang sedang ia masak. Karena terasa sudah lama, Jaka Tarub ingin melihat apakah nasi itu sudah matang, membukanya hingga lupa dengan pesan Nawangwulan. 

Betapa terkejutnya Jaka Tarub demi melihat isi kukusan itu. Nawangwulan hanya memasak setangkai padi. Ia langsung teringat akan persediaan padi mereka yang semakin lama semakin banyak. Terjawab sudah pertanyaannya selama ini.

Saat Nawangwulan sampai ke rumah, ia melihat suaminya dengan amarah karena suaminya telah melupakan titipannya. “Hilang sudah kesaktianku untuk mengubah setangkai padi menjadi sebakul nasi,” ucap Nawangwulan. Mulai saat itu Nawangwulan harus menumbuk nasi untuk dimasak dan suaminya harus menyediakan lesung untuknya.

Sejak hari itu, persediaan padi mereka semakin lama semakin menipis. Bahkan sekarang padi itu sudah tinggal tersisa di dasar lumbung. Seperti biasa, di pagi selanjutnya, Nawangwulan ke lumbung yang terletak di halaman belakang untuk mengambil padi. 

Ketika sedang menarik batang-batang padi yang tersisa sedikit itu, Nawangwulan merasa tangannya memegang sesuatu yang lembut. Karena penasaran, Nawangwulan terus menarik benda itu. Wajah Nawangwulan seketika pucat karena terkejut melihat benda yang baru saja berhasil diraihnya adalah baju bidadari dan selendangnya yang berwarna merah.

Nawangwulan merasa kecewa dan marah pada Jaka Tarub karena ia merasa sudah ditipu selama ini. Saat ia bertemu Jaka Tarub ia memutuskan untuk kembali ke kayangan dan meninggalkan suami dan anaknya. 

Namun, Nawangwulan tidak akan melupakan anaknya, jika Nawangsih ingin bertemu ibunya, Jaka Tarub harus membakar batang padi dan diletakkan di dekat Nawangsih. Tentunya, dengan syarat Jaka Tarub tidak boleh ada di dekatnya. Jaka Tarub hanya bisa meratapi ini semua. Ia tahu bahwa ini semua adalah salahnya dan ia harus menanggung segala akibatnya.

Begitulah cerita Jaka Tarub dan bidadari cantik. Pesan moral yang bisa diambil dari cerita ini adalah  sepintar apa pun kita menyembunyikan sesuatu, pada akhirnya akan terbongkar juga.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut