get app
inews
Aa Text
Read Next : Tragis! 2 Pelajar Tewas Tenggelam di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri saat Cari Ikan

Cerita Penumpasan Antek PKI di Jawa Tengah dan Strategi Brigjen TNI Surjo Sumpeno

Sabtu, 25 September 2021 - 12:57:00 WIB
Cerita Penumpasan Antek PKI di Jawa Tengah dan Strategi Brigjen TNI Surjo Sumpeno
Aksi Gerakan 30 September PKI di Jawa Tengah ditandai saat RRI Semarang pada 1 Oktober 1965 memberitakan terbentuknya Dewan Revolusi Jawa Tengah. (Defile Pasukan TNI/ Foto Pusat Persenjataan Dan Sejarah Militer)

Upaya pemulihan rantai komando di Kodam VII/Diponegoro juga dilakukan Surjo Sumpeno dengan memanggil pimpinan Korem – Korem dan Brigif – Brigif.

Dia juga melakukan konsolidasi dengan staf Kodam VII/Diponegoro yang masih loyal dan melakukan pemulihan keamanan-ketertiban dengan merebut kembali Kota Semarang.

Selanjutnya Surjo Sumpeno memerintahkan Mayor Hartono dan Mayor Subekti untuk memanggil Kol Sahirman dan Letkol Usman Sastrodibroto menghadap Panglima. Ternyata Sahirman dan Usman tidak berada di tempat.

Upaya pengepungan oleh pasukan yang loyal terhadap Brigjen Surjo Sumpeno juga terdengar oleh pimpinan Batalyon K Mayor Kaderi yang datang dari Solo dengan 2 kompi yang semula ditempatkan di Semarang oleh G30S/PKI. Sehingga pasukan yang sebelumnya diperintahkan untuk mengawal pemimpin pemberontakan Kol Sahirman, Kol Marjono, Letkol Usman menyingkir dari Kota Semarang. Sehingga dua Kompi pengawal lainnya dan satu kompi dari Batalyon D yang pro PKI dapat di lokalisir di Srondol.

Tanpa ada perlawanan, Brigjen Surjo Sumpeno memasuki kembali Markas Kodam VII/Diponegoro.

Setelah Markas Kodam VII dan RRI dikuasai, pada hari itu juga Surjo Sumpeno berpidato di radio yang ditujukan kepada jajaran Kodam VII, masyarakat Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk menjelaskan bahwa Pangdam VII/Diponegoro telah kembali memegang kendali pimpinan Kodam.

Pangdam juga memerintahkan jajaran pasukannya untuk mengadakan unjuk kekuatan dengan defile pasukan, panser dan artileri berat di daerah-daerah.

Lalu Brigjen Surjo Sumpeno memerintahkan Kasdam VII/Diponegoro Kol Inf Sudjono untuk menempatkan beberapa kendaraan lapis baja di tempat-tempat yang strategis dengan posisi siap tembak di Salatiga dan didukung pasukan para dan artileri berat. Ini ditujukan untuk menakut nakuti pasukan pro PKI pimpinan Letkol Idris yang sebelumnya telah menawan Danrem 073/Salatiga Kol Sukardi.

Merasa takut akibat pameran kekuatan yang dilancarkan oleh Kasdam VII/Diponegoro Kol Inf Sudjono. Sehingga Letkol Idris pemimpin Gerakan 30 September di Salatiga menyerah tanpa syarat.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut