Cerita Rakyat Jawa Tengah, Timun Emas yang Melegenda

"Permisi Tuan Pertapa, maksud tujuan saya kemari hendak meminta bantuan kepada Tuan Pertapa".
"Bantuan apa yang bisa ku berikan kepadamu, Mbok Srini?" tanya pertapa yang langsung dijawab oleh Mbok Srini.
Ia menceritakan keseluruhan masalah yang sedang dihadapi oleh dirinya dan anak perempuannya. Untungnya masalah yang menimpa Mbok Srini bukanlah hal yang sulit bagi pertapa itu. Pertapa dengan senang hati akan membantu Mbok Srini dan putrinya. "Baiklah, itu bukan masalah yang besar. Aku akan membantumu dan putrimu agar terbebas dari raksasa itu. Tunggu sebentar,".
Pertapa itu pergi meninggalkan Mbok Srini untuk mengambil sesuatu dari dalam lemari. Selang beberapa menit, pertapa kembali dengan membawa empat buah bungkusan kecil. Kemudian ia memberikannya kepada Mbok Srini. "Bawa ini dan berikan kepada putrimu. Bungkusan itu berisi biji timun, jarum, garam, dan terasi.
Jika raksasa itu kembali mengusikmu, lemparkan salah satu bungkusan itu '' kata pertapa. Sesampainya di rumah, Mbok Srini langsung memberikan empat bungkusan itu kepada Timun Emas. Sekarang ia merasa lega karena mempunyai senjata untuk melawan raksasa jika ia menangih putrinya.
Di hari yang sudah dijanjikan oleh Mbok Srini, raksasa itu kembali datang untuk membawa Timun Emas sebagai santapannya. "Aku datang untuk menagih janjimu. Dimana anak itu? Aku sudah tak sabar untuk memakannya. Jika kamu tidak memberikannya maka kamu juga akan aku jadikan santapanku" kata raksasa.
Namun, kini Mbok Srini sudah tak takut lagi dengan ancaman raksasa. Sekarang ia sudah mempunyai senjata untuk melawan raksasa yang jahat. Dipanggilnya Timun Emas agar keluar dari gubuk dengan membawa empat bukusan itu. "Tak perlu takut putriku. Jika raksasa itu akan menyerangmu, maka lemparkan saja salah satu bungkusan itu" kata Mbok Srini kepada Timun Emas. "Baik bu, aku mengerti" jawab Timun Emas.
Editor: Ary Wahyu Wibowo