Diterjang Arus Sungai, Jembatan Berusia Ratusan Tahun di Grobogan Roboh
Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, jalur ini mangkrak dan tidak digunakan lagi untuk aktivitas perkeretaapian. Warga lalu merubah jembatan ini menjadi jalur alternatif yang menghubungkan Kecamatan Wirosari dan Kecamatan Kradenan.
Jembatan mengalami kerusakan dan lapuk di seluruh lantainya yang terbuat dari kayu jati. Sementara, tiang penyangga yang berdiri di tengah sungai tergerus aliran air.
Setelah jembatan roboh, warga Desa Dapurno di Kecamatan Wirosari, dan Desa Tanjungsari di Kecamatan Kradenani harus memutar melewati jembatan baru untuk beraktivitas. Waktu tempuh menjadi dua kali lipat lebih lama.
Warga sangat menyayangkan atas robohnya jembatan peninggalan zaman Kolonial Belanda tersebut. Sebab cerita dan sejarah Jembatan Teyeng menjadi sirna. Sebelum roboh, Jembatan Teyeng selalu dibanjiri anak-anak muda untuk foto prewedding, refreshing, dan berswafoto setiap hari.
Editor: Ary Wahyu Wibowo