get app
inews
Aa Text
Read Next : Cerita Korban Longsor Banjarnegara, Lari ke Hutan saat Kampungnya Tertimbun dalam Sekejap

Ganjar Jajal Alat Musik Tradisional Wonosobo, Penonton Kompak Nyanyikan Lagu Ojo Dibandingke

Jumat, 28 Oktober 2022 - 07:23:00 WIB
 Ganjar Jajal Alat Musik Tradisional Wonosobo, Penonton Kompak Nyanyikan Lagu Ojo Dibandingke
Gubernur Ganjar Pranowo lesehan bareng seniman musik Bundengan saat menghadiri Gala Dinner Hari Sumpah Pemuda di Pendopo Kabupaten Wonosobo, Kamis (27/10) malam. (Ist)

"Alat musik yang bagus banget ya. Bundengan itu ada yang memainkan, tradisional, dan menurut saya ini bisa dijadikan satu musik khas yang sangat etnik. Etnomusiknya itu bisa betul-betul memunculkan," katanya.

Ganjar berharap kesenian tersebut bisa terus dikembangkan. Apalagi sudah masuk dalam warisan budaya tak benda. Mereka yang mendengar dan melihat Bundengan dimainkan pasti tidak menyangka jika alat itu dulunya digunakan untuk berteduh para penggembala bebek.

Said Abdullah mengatakan awal mula Bundengan terbuat dari kowangan yang biasa dipakai petani dan penggembala bebek untuk berteduh. Selanjutnya peneduh itu dimodifikasi menjadi alat musik. Biasanya para petani dan penggembala itu berteduh sambil memainkan musik pada waktu senggang di sawah.

Menurutnya, musik Bundengan saat ini mulai diterima dan populer lagi di kalangan anak-anak muda di Wonosobo, terutama sejak tahun 2017 silam. Bahkan Bundengan sudah menjadi salah satu ekstrakurikuler di salah satu sekolah menengah pertama di Wonosobo sejak tahun 2018.

Bahkan ada festival khusus alat musik Bundengan yang diberi nama "World Is Bundengan" yang digelar rutin sebelum pandemi. Di Wonosobo juga ada satu desa yang terkenal dengan musik Bundengan yaitu Desa Ngabean.

"Anak-anak muda sudah banyak sekali yang berkecimpung dengan Bundengan, bisa memainkan dan melestarikan. Bahkan ada yang bisa membuat Bundengan juga. Jadi untuk generasi penerus Bundengan itu sebenarnya anak-anak sudah banyak yang mengetahui dan menguasai juga," ujar lulusan Etnomusikologi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta itu.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut