Kampung Adat Jalawastu Brebes, Diyakini Tanah Suci dan Tempat Tinggal Para Dewa
Kampung Jalawastu memiliki tradisi menganut kepercayaan Sunda Wiwitan dan adanya persamaan antara Baduy dan Jalawastu. Oleh karena itu, meski letaknya di Jawa Tengah, masyarakat setempat pun fasih berbahasa Sunda dan berkomunikasi sehari-hari dengan bahasa sunda namun dengan dialek ngapak.
Pantangan Memelihara Ternak
Masyarakat Kampung Adat Jalawastu juga memiliki pantangan unik yakni dilarang memelihara hewan ternak seperti kambing, kerbau, bebek, angsa, ikan emas, dan kambing gimbal.
Selain itu juga dilarang menanam kacang tanah, kedelai, kacang hitam, bawang merah, dan buncis serta panang mementaskan wayang golek, dan memukul gong. Semua larangan itu harus dipatuhi oleh warga Kampung Jalawastu dan pengunjung yang datang ke Kampung Jalawastu. Larangan itu berhubungan dengan sistem religi masyarakat setempat.
Masyarakat meyakini jika hal itu dilakukan maka bertentangan dengan keyakinan dari nenek moyang mereka. Hal ini berkaitan dengan mitos Dayeuh Lemah Kaputihan. Mitos memiliki arti, daerah ini merupakan tanah suci tempat tinggal para dewa dan wali, sehingga tidak boleh berkata dan berperilaku kotor serta melakukan hal-hal yang menjadi pantangan.
Bupati Brebes Idza Priyanti mengaku akan terus mendukung pelestarian budaya di Kampung Jalawastu. Salah satunya dengan pembangunan infrastruktur.
“Kami ikut bangga, dan pemerintah berkomitmen akan melakukan penambahan infrastruktur,” ucapnya dilansir dari laman jatengprov.
Pemangku Adat Darsono menjelaskan, masyarakat Kampung Jalawastu secara rutin melaksanakan upacara Adat Ngasa setiap Selasa Kliwon pada Mangsa Kesanga (kesembilan dalam kalender Jawa) tiap tahunnya.
Itulah seputar kampung adat Jalawastu Brebes yang hingga kini masih tetap lestari dan menarik untuk dijadikan destinasi wisata budaya.
Editor: Kastolani Marzuki