Keren, UKM di Karanganyar Ini Suplai Sparepart ke Sejumlah Perusahaan Besar
Dia mencontohkan, dirinya telah dihubungi Semen Indonesia Group yang meminta YDBA agar mempersiapkan rantai pasok. Dengan demikian, Semen Indonesia Group tidak setiap kali beli barang harus dari luar negeri. “Harapannya bisa beli dari lokal,” kata Sigit P Kumala.
Dikatakannya, terdapat 48 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Soloraya yang menjadi binaan YDBA, dan 50 persen di antaranya berada di sektor manufaktur, 23 persen di bidang hidroponik atau pertanian dan sisanya kerajinan. Pihaknya fokus di empat sektor, tidak hanya di bidang manufaktur, tetapi juga di sektor pertanian dan perkebunan, kuliner dan kerajinan.
“Di sektor kuliner dan pertanian, kami diminta pemerintah untuk membantu, terutama dalam ketahanan pangan,” katanya.
YDBA mengkolaborasikan empat sektor tersebut, seperti sektor manufaktur bisa membuat mesin untuk mendukung sektor pertanian atau kuliner. Dicontohkannya, di Tegal bisa membuat mesin kopi yang mendukung sektor kuliner.
Sementara, UKM binaan di Solo bisa mendukung UKM yang ada di Banyumas yang membuat pisau. Sedangkan mold-nya dibuat UKM di Solo. Pisau selanjutnya dikolaborasikan dengan asosiasi chef Indonesia. “Nanti akan kami perkenalkan dengan sekolah perhotelan agar kolaborasi lebih luas,” ucapnya.
Sesuai pesan Menteri Koperasi dan UKM, lanjutnya, industri UKM harus bangkit. Tidak hanya memenuhi industri, namun didorong menjadi pemain di level internasional. Tentunya tidak hanya fokus dari home idustri, tetapi pihaknya menginginkan menjadi industri kecil yang menggunakan SOP seperti industri.
Editor: Ary Wahyu Wibowo