Keripik Tempe Buatan Warga Pekalongan Ini Laris Manis di Tengah Mahalnya Harga Kedelai

Hasil olahan ini lalu dikemas di plastik dan dipasarkan di daerah sekitar Pekalongan, Batang dan Pemalang. Keripik ini juga untuk oleh- oleh ke luar kota seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan lainnya.
“Yang istimewa dari keripik ini lebih kriuk dari keripik-keripik lain yang ada di pasaran. Karena lebih kering, tak ada minyak, tanpa pengawet,” kata Winarsih, Minggu (30/5/2021).
“Saya berharap semoga keripik tempe ini bisa (dipasarkan) ke seluruh Indonesia dan mancanegara,” katanya. “Usaha keripik tempe ini sudah 1.5 tahun. Kendala saat ini kedelai mahal sekali. Jadi saya harap kedelai harus segera diturunkan. Segera penjualan kita bisa semakin bagus,” ujar Winoto.
“Untuk menaikkan harga kami belum berani. Soalnya konsumen bisa kaget dengan harga yang berubah-ubah,” ujarnya.
Keripik tempe tepung yang enak dan gurih juga renyah ini menjadi andalan pendapatan keluarga . Satu bungkus tempe isi 250 gram atau 1/4 kg dijual dengan harga Rp 12.000 atau Rp48.000 per satu kilogram.
Sejumlah pembeli mengaku senang dengan produk olahan dari tempe ini. Selain untuk cemilan atau kudapan sendiri juga untuk oleh- oleh “Keripiknya gurih, enak, cocok lah buat cemilan. Saya sering beli di sini, kadang satu kilo, tergantung acaranya,” kata Nurohmah, pembeli.
Tempe keripik tepung khas Pekalongan ini diharapkan bisa berkembang lebih besar dan bisa menjadi salah satu oleh- oleh khas daerah ini.
Editor: Ahmad Antoni