Kisah Desa Legetang, Mengerikan Dusun Terkubur Bersama Warganya dalam Semalam
Kisahnya dikaitkan seperti dalam cerita Sodom dan Gomorah di Alkitab atau Al Qur’an. Kebanyakan orang di sana memercayai dan meyakini, desa atau dusun tersebut terkutuk. Sebab, antara Legetang dan Gunung Pengamun-amun terdapat jurang dan sungai yang cukup dalam.
Namun, pada kenyataannya longsoran yang dikirim dari gunung itu seakan-akan melompati sungai dan langsung menjatuhi Dusun Legetang. Inilah yang memperkuat cerita azab yang menimbun dan menghilangkan 'Dukuh Sodom', Legetang dalam semalam.
Banyak kesaksian yang menyebutkan, di antara kaki gunung hingga ke perbatasan kawasan permukiman di Legetang, sama sekali tidak tertimbun longsoran, padahal jaraknya beberapa ratus meter saja.
Kini, Dusun Legetang hanya tinggal nama, dikenang dengan tugu beton setinggi 10 meter. Tugu yang berdiri tegak di tengah ladang kentang milik warga itu sebagai penanda pernah terjadi bencana alam luar biasa.
Puluhan tahun berlalu, saat ini bagian luar tugu tampak lapuk dimakan usia. Tidak ada tulisan khusus pada tugu itu yang menceritakan peristiwa tragis Dusun Legetang.
Satu-satunya data yang bisa dijumpai pada tugu itu merupakan pahatan marmer berisi daftar bencana di pegunungan Dieng berikut jumlah korban.
Pahatan tersebut berada di Desa Kepakisan, sebelah timur Desa Pekasiran atau tepatnya di pertigaan menuju ke objek wisata kawah Sileri. Di pahatan tersebut tertulis jumlah korban jiwa akibat terkuburnya Dusun Legetang yang mencapai 450 orang. Demikian kisah desa Legetang yang ada di Dieng Jawa Tengah.
Editor: Kurnia Illahi