Kisah Perjuangan Singadipa, Keturunan Bangsawan Dukung Pangeran Diponegoro Lawan Belanda

Sementara pertemuan sedang berlangsung, di luar ada dua orang tamu berkuda, mereka adalah Pangeran Prawirokusumo dan Kyai Imam Misbah, mereka berdua adalah utusan dari Pangeran Diponegoro yang ditugaskan mengkoordinasikan pasukan yang ada di wilayah Banyumas dan membantu prajurit Ajibarang, Roma dan Kertanegara.
Kedua utusan itu dipersilahkan masuk dan setelah dijamu apa mestinya, Pangeran Prawirokusumo menyampaikan pesan dari Pangeran Diponegoro bahwa Singadipa supaya menjadi pemimpin (tetunggulung) prajurit di Ajibarang dengan jabatan sebagai Lurah Prajurit.
Selanjutnya untuk mengelabui Belanda, kepadanya agar menggunakan nama sandi Ki Ngabehi Singadipa. Disampaikan pula bahwa perang melawan Belanda sudah dimulai dan mereka sudah dapat membumi hanguskan wilayah Kedu dan Bagelen juga rumah tinggal Pangeran Diponegoro di Tegalrejo diserang dan dibakar.
Pangeran Diponegoro dan keluarga serta para pendukung setianya kini mengungsi di Gua Selarong sekaligus untuk menyusun strategi penyerangan terhadap Belanda.
Singadipa setelah mendengar berita bahwa Pangeran Diponegoro sudah mengungsi dan rumah di Tegalrejo dibakar oleh Belanda, seketika timbul amarahnya. Lalu dengan berdiri Singadipa bersuara lantang kepada para prajurit :”Bocah prajurit Ajibarang ! kalian telah mendengar sendiri perintah dari Pangeran Diponegoro. Sekarang juga siagakan pasukan untuk berangkat ke tapal batas sebelah Timur.
Belanda jangan sampai masuk ke wilayah Banyumas apalagi merusak. Tumenggung Jayasinga atau Ki Ngabehi Singadipa memerintahkan putranya Ki Dipamenggala untuk tetap tinggal di tumenggungan menjaga keluarga, mengatur ketentraman para kawula, mengatur pertanian dan kirimkan ke Roma apabila musim panen tiba.
Editor: Ahmad Antoni