Masjid Damarjati Salatiga, Tempat Persinggahan Musafir Menunggu Berbuka Puasa
Mengingat dirinya juga sebagai ulama, Kiai Sirojudin dengan dibantu laskarnya membangun sebuah langgar di perkampungan yang dibukanya. Langgar yang kelak menjadi masjid, oleh Kiai Sirojudin dijadikan sebagai pusat segala aktivitas.
Tidak hanya sebagai tempat untuk menyusun strategi melawan Belanda, masjid ini juga digunakan untuk melakukan syiar Islam kepada masyarakat.
Dituturkan Yahya, saat itu bangunan langgar masih sangat sederhana dan luasnya hanya 6x6 meter persegi. Dindingnya terbuat dari papan kayu dan anyaman bambu, sementara atapnya terbuat dari sirap.
"Mulai saat itu, syiar Islam di Salatiga tersebar luas dan terus berkembang. Dan saat wafat jenazahnya dimakamkan di seberang masjid. Untuk mengenang jasa-jasanya, warga setempat menamai masjid tersebut dengan nama Masjid Damarjati," ucapnya.
Sejak berdiri hingga sekarang, masjid sudah dua kali pemugaran. Renovasi kali pertama dilakukan pada 1987. Kemudian renovasi kedua dilaksanakan pada 2007.
Editor: Ary Wahyu Wibowo