get app
inews
Aa Text
Read Next : Lantai Dua Sekolah di Banyumas Ambruk saat Syukuran Hari Guru, 21 Orang Dilarikan ke RS

Monumen Bandajoeda, Saksi Sejarah Perlawanan Sengit Rakyat Banyumas Lawan Tentara Belanda

Minggu, 22 Agustus 2021 - 11:06:00 WIB
Monumen Bandajoeda, Saksi Sejarah Perlawanan Sengit Rakyat Banyumas Lawan Tentara Belanda
Monumen Poedjadi Djaring Bandajoeda di Desa Gunung Lurah, Banyumas menjadi saksi peristiwa pertempuran pejuang Indonesia melawan Belanda. (foto: iNews.id)

Setelah sampai pada tempat sasaran, kereta api diberhentikan, karena ada gundukan batu yang disangka bom oleh Belanda. Kurang lebih satu regu pasukan Belanda yang mengawal kereta api di muka lokomotif, dalam gerbong terbuka yang dikelilingi pasir dalam karung, pasukan Belanda turun untuk memeriksa tumpukan batu tersebut. 

Pada waktu membongkar batu dan membuka karung, lebah penyengat keluar berhamburan dan menyengat mereka. Dalam situasi yang konyol, serdadu Belanda langsung disergap oleh pasukan Poedjadi yang sudah siap, hingga terjadilah pertempuran seru. Masinis Koeswadi ditembaki tetapi sengaja tidak dikenakan, sedangkan gerbong kereta api ditembaki terus menerus. 

Menghadapi situasi ini, maka kereta api mundur, sedangkan pasukan pengawal tertinggal karena dihujani tembakan. Akhirnya pasuka Poedjadi dapat menahan hidup empat orang dan menembak mati lima orang Belanda, merampas lima senjata jenis LE dan satu pucuk senjata bren. 

Hari berikutnya, Senin Wage setelah pertempuran di Panembangan, pasukan Poedjadi berangkat menuju Desa Gunung Lurah sebelah timur Panembangan dan menempatkan diri di sana. Pada siang hari, pasukan Belanda kurang lebih dua regu yang bermarkas di grumbul Damaraja berpatroli ke Desa Gunung Lurah. 

Memang setiap beberapa hari sekali, Belanda selalu melakukan patroli keliling ke beberapa wilayah. Sejak dikuasainya Kota Purwokerto oleh Belanda, hampir semua pejuang dan pemerintahan kala itu bergeser ke utara Kota Purwokerto atau sekitar lereng kaki Gunung Slamet termasuk Desa Gunung Lurah.

Ketika itu, seorang petani yang tengah berada di sawah melihat ada banyak tentara Belanda yang tengah melintas jembatan gantung di selatan jalan kereta api menuju Gunung Lurah. Petani lari pulang untuk melaporkan kepada tentara Indonesia yang tengah mencuci pakaian di sungai dan sarapan, petani tersebut mengatakan jika ada Belanda mau masuk Gunung Lurah.

Mendapatkan laporan tersebut, para pejuang yang berada di Gunung Lurah kemudian bersiap untuk menyambut kedatangan dua regu pasukan Belanda yang sedang berpatroli. Seluruh pasukan yang dipimpin oleh Komandan Kompi Poedjadi kemudian bersiap menyergap pasukan Belanda ditengah sawah.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut