Monumen Bandajoeda, Saksi Sejarah Perlawanan Sengit Rakyat Banyumas Lawan Tentara Belanda
Beberapa tentara Belanda mencoba turun untuk membalas tembakan pasukan gerilya RI. Tanpa mereka ketahui bahwa Sidharta Cs hanya berjarak 2-3 meter, maka dengan mudah dan penuh keberanian Sidharta Cs menembaki musuh satu demi satu.
Beberapa tentara Belanda tampak jatuh bergelimpangan di jalan raya. Bren carrier mundur mencari posisi, tetapi jatuh terperosok masuk parit yang dalam. Tentara Belanda yang keluar dari kendaraan itu pula dengan mudah dapat ditembak mati.
Tembak-menembak hebat terjadi. Korban Belanda sekitar delapan orang tentara. Tidak lama kemudian datang bantuan tentara Belanda dari Cilongok, karena di sana memang ada pos Belanda. Pasukan pelajar IMAM kembali ke markasnya.
Jalan raya antara Purwokerto-Ajibarang sampai perbatasan Bumiayu berjarak kurang lebih 40 km merupakan jalur yang terhitung sering dilalui kendaraan musuh. Sepanjang kanan-kiri jalan terdapat banyak tebing dan pegunungan, serta sedikit tempat terbuka sehingga sangat ideal dan strategis untuk melakukan pencegatan.
Pengadangan lainnya juga pernah dilakukan di jalur ini. Dengan seluruh kekuatan dari desa Kesegeran berangkat mengadakan pencegatan di tiga tempat sekaligus. Ketika konvoi Belanda yang berkekuatan tiga truk tepat di hadapan stelling Darjoen, satu truk diloloskan untuk jatah pasukan yang ada di Pageraji, sedangkan yang dua truk lainnya langsung disergap.
Pertempuran berlangsung hingga pukul 09.00 WIB, 10 orang musuh dapat dibunuh, dan merampas senjata dan menghancurkan truk-truk. Karena Belanda penasaran dan memiliki komunikasi yang lancar, beberapa saat kemudian datang bantuan mengendarai bren carrier.
Desa Karanggude dibakar Belanda dan banyak rakyat yang ditembaki. Karena pasukan Indonesia tidak memiliki senjata penghancur kendaraan lapis baja, maka pasukan kembali ke desa Kesegeran.
Editor: Ahmad Antoni