Potret Toleransi Warga Jateng Sambut Biksu Thudong: Ramah, Murah Senyum dan Rukun
Ia mengaku dalam perjalanan dari Thailand, Malaysia, dan Singapura bisa melakukan meditasi. Akan tetapi setelah sampai di Indonesia, sedikit sekali waktu untuk meditasi karena harus banyak menyapa masyarakat.
"Saling bertegur sapa, selain meditasi. Ini bagian kami dari para biksu untuk berbagi kasih. Ini tidak mengganggu meditasi, justru menandakan adanya toleransi," katanya.
Perjalanan para biksu dari Thailand ke Borobudur berjalan kaki baru kali pertama dilakukan. Mereka sering melakukan perjalanan toleransi di setiap negara, namun belum pernah melakukan di Indonesia.
Sebagai biksu yang membawakan misi cinta kasih, pihaknya berharap toleransi di Indonesia terus dipertahankan. Apalagi masyarakat Indonesia terkenal ramah tamah, murah senyum, dan rukun.
Menurutnya, pengalaman di negara-negara lain yang dilalui hampir sama, tetapi untuk Indonesia luar biasa karena saling menyapa, toleransi di Indonesia luar biasa.
Keramahtamahan masyarakat Indonesia menunjukkan tidak ada persoalan apa pun terkait dengan etnis, agama, maupun latar belakang lainnya.
Sambutan warga masyarakat tersebut menjadi cermin yang memantulkan realitas sosial betapa toleransi sesungguhnya menjadi keseharian bangsa Indonesia.
Editor: Ahmad Antoni