Puluhan WNA di Jateng Dideportasi karena Langgar Keimigrasian, Terbanyak China

Berdasarkan jumlah itulah, sebut Wishnu, WNA yang melakukan pelanggaran itu terlihat sangat sedikit. Sebab itulah, pihaknya ingin Timpora lebih ditingkatkan termasuk nantinya hingga bisa aktif hingga RT/RW ataupun kelurahan. Tahun ini Timpora sementara hanya sampai ke tingkat Kecamatan.
“Yang positif banyak, tapi tumpangan negatifnya juga banyak (WNA yang merugikan). Pengungkapan kasus-kasus orang asing, perlu sinergi bersama bahkan dari tingkat RT, RW. Bahkan kasus bersifat internasional (terungkap) karena peran Pak RT, Pak RW, Pak Lurah dan instansi samping mulai dari kepolisian, kejaksaan, dinas tenaga kerja, untuk dapat menjaga kedaulatan NKRI,” jelas Wishnu.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang Guntur Sahat Hamonangan berharap Timpora di wilayahnya makin terus bersinergi karena tidak mungkin pengawasan orang asing dilakukan pihaknya sendirian.
“Ada 5 kabupaten dan 2 kota (wilayah Kanim Semarang), tidak sebanding dengan jumlahnya (petugas), “ ujar dia.
Berdasarkan data yang ada, tindakan adiminstrasi keimigrasian Kanim Semarang periode 2021 hingga Desember 2022 ada 23 dilakukan pendetensian (ditahan) terinci periode 2021 sebanyak 6 orang asing dan 17 orang asing di periode 2022.
Pendeportasian ada 19 WNA, terinci periode 2021 ada 8 orang asing dan periode 2022 ada 11 orang asing. Sementara pro justitia alias proses pidana ada 2 orang asing di periode 2021 dan 1 orang asing di periode 2022.
Editor: Ahmad Antoni