Pupuk Subsidi Terbatas, Ini Saran Pemprov Jateng untuk Petani
Terkait isu kelangkaan pupuk, dia, pihaknya membantah bahwa terjadi kelangkaan pupuk pada tahun lalu dan sekarang di Jawa Tengah. Lebih tepatnya dia menyebut hal ini sebagai keterbatasan alokasi.
"Kalau bicara realisasi tahun kemarin itu kalau dibandingkan lima tahun belakangan, realisasi tahun 2021 adalah paling rendah. Jadi, data kami semua jenis pupuk mengalami penurunan sebesar 6,61 persen dengan penurunan paling tinggi di SP36 sebesar 24,20 persen," katanya.
Terkait alokasi pupuk subsidi tahun 2022, kata dia, untuk Provinsi Jawa Tengah mendapatkan alokasi sekitar 48,13 persen dari usulan sesuai elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (eRDKK).
"Jumlah kuantitas tonase pupuk subsidi tahun 2002 Jawa tengah tahun ini menerima 1,5 juta ton, kalau dibandingkan usulan angka yang kami sampaikan terhadap eRDKK hanya sebesar 48,13 persen, artinya apa pemerintah pusat baru dapat memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi Jawa tengah tidak ada 50 persen," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo pernah mengungkapkan harapannya agar para petani bisa menghasilkan pupuk organik secara mandiri, yang kualitasnya bisa lebih baik dari pupuk anorganik. Menurutnya, pengunaan pupuk organik untuk budidaya pertanian meningkatkan kesejahteraan petani di Jawa Tengah.
“Hasil pertanian nonpestisida itu, kualitasnya lebih bagus dan pasarnya bisa lebih besar. Pupuk organik makin menguntungkan ke depan. Seharusnya petani memang bisa memproduksi sendiri,” katanya.
Editor: Ahmad Antoni