Pura Mangkunegaran Gelar Malam 1 Suro, Ganjar dan Gibran Ikut Ritual Topo Bisu
Kemudian setelah MN X keluar istana, pusaka sakti milik Pura Mangkunegaran yang terdiri dari 3 tombak dan 1 joli dikeluarkan dari tempatnya.
Pusaka-pusaka itu dijemput para abdi dalem diantaranya KRMT Lilik Priarso Tirtodiningrat dan KRMT Hudoko Artisto. Setelah segala prosesi rampung MN X itupun memerintahkan untuk melakukan kirab yang bertepatan dengan malam satu suro 1956.
Rombongan kirab yang dipimpin KRMT Roy keluar dari dalam kawasan Pura Mangkunegaran untuk berkeliling tembok Pura Mangkunegaran searah jarum jam.
Koordinator kirab Mas Ngabehi Bambang Suhendro menjelaskan kirab topo bisu ini memiliki makna manusia harus selalu ingat pada sang pencipta dan selalu berkomunikasi melalui ibadah pada Tuhan yang Maha Kuasa dalam keadaan suci.
"Tapa bisu atau berjalan dengan berdiam diri, tidak boleh berbicara ini sebagai bentuk perenungan,"katanya.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto