Sewa Tanah Mahal hingga Pajak Tinggi Jadi Alasan Pangeran Diponegoro Lawan Belanda
Dengan demikian, inisiatif Raffles tersebut ternyata justru kian membuat para petani Jawa, semakin terjerumus jauh ke dalam cengkeraman para rentenir Tionghoa setempat.
Persoalan paling mencolok terjadi di Kedu, daerah yang pernah menjadi salah satu daerah jabatan Keraton Yogya paling makmur di Jawa bagian tengah. Kedu merupakan daerah dimana pada masa setelah 1816 dibuka sejumlah perkebunan kopi yang sangat luas.
Pada tahun 1827, luas areal tanaman kopi ini sudah meliputi hampir tiga perlima dari seluruh dataran tinggi Kedu.
Tapi perkembangan kebencian para petani penggarap lahan di distrik Kedu, akibat beratnya kerja rodi di perkebunan - perkebunan kopi, berakibat pada luasnya dukungan penduduk lokal kepada Pangeran Diponegoro selama Perang Jawa.
Mereka bersama - sama mendukung langkah Pangeran Diponegoro dalam mengobarkan perlawanan ke Belanda.
Putra termuda Bupati Semarang Suro Adimenggolo IV yakni Raden Mas Sukur, membeberkan laporan sulitnya kehidupan sebagian besar penduduk, akibat gagalnya panen tembakau.
Hancurnya tanaman padi oleh hama tikus di tahun 1819 dan 1822, sehingga penduduk terpaksa makan dedaunan dan rerumputan. Sukur mengingatkan, suatu pemberontakan rakyat akan meledak dalam tempo tidak lama lagi.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto