Tangis Warga Pemalang Ini Pecah saat Kedua Anaknya Dielus Ganjar

Yamtini mengatakan, sehari-hari ia bekerja serabutan. Kerap kali, ia menjadi buruh cuci atau setrika di tetangganya. Bayarannya tidak pasti. Kadang seminggu hanya mendapat uang Rp50.000.
"Kadang kalau buruh cuci dan setrika nggak ada, saya jualan jajan kecil-kecilan. Meski begitu saya tetap semangat bekerja agar anak-anak sukses kedepannya," ujarnya.
Yamtini berharap pemerintah lebih memperhatikan anak-anak yatim piatu yang orang tuanya meninggal akibat pandemi. Sebab, banyak diantara mereka yang hidupnya kekurangan.
Dia juga berharap pemerintah memberikan lapangan pekerjaan bagi orang tua seperti dirinya. Sebab, ia yang menjadi tumpuan keluarga, tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup hanya mengandalkan dari buruh cuci dan setrika.
"Harapannya dapat pekerjaan layak, tapi kalau saya mendaftar sendiri pasti tidak mungkin karena saya tidak sekolah," terangnya. Meski begitu, Yamtini mengaku masih cukup beruntung, karena mendapat perhatian dari pemerintah. Selain dapat bantuan dari Ganjar hari ini, kedua anaknya juga sudah dibantu Bupati Pemalang dan sudah mendapat bantuan dari pemerintah pusat.
"Anak saya dapat bantuan Rp450.000 dari pemerintah pusat, nggak tahu apa ya namanya. Tapi itu cair dua kali dalam setahun. Selain itu juga dapat bantuan lain, semoga anak-anak yang lain juga diperhatikan," sebutnya.
Editor: Ahmad Antoni