Perlakuan tidak adil yang diterima masyarakat Dusun Ngaglik pernah disampaikan kepada Bupati Rembang, Abdul Hafidz. Hafidz bahkan sempat berjanji akan datang ke Dusun Ngaglik bersama para pejabat untuk mengkampanyekan bahwa Ngaglik tidak seseram yang dibayangkan. Tapi sayang, sampai sekarang rencana itu belum terlaksana.
“Waktu di Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Sumber, Pak Bupati janji begitu. Langsung saya sampaikan kepada masyarakat. Warga ya seneng, tapi nyatanya juga belum ada datang ke sini. Pak Bupati kan kiai, masak nggak berani, “ katanya.
Sukarjan ingin supaya mitos masuk Dusun Ngaglik ketiban sial perlahan bisa musnah. Kalau terbelenggu mitos, pihaknya khawatir dusunnya akan sulit maju. “Yang sana-sana sudah berlarian, sini kok masih jalan di tempat. Kita juga pengin setara, “ ujarnya.
Dibalik rentetan kisah tidak mengenakkan itu, menurut Sukarjan, terselip sisi positif. Sejak kecil sampai berusia 42 tahun, ia tidak pernah mendengar ada warga Dusun Ngaglik kemalingan karena diduga pelaku kejahatan juga takut masuk ke dalam kampungnya.
Bahkan Sukarjan menyebut Dusun Ngaglik seakan-akan seperti memperoleh dispensasi kriminal. “Motor lupa ditaruh di luar rumah sampai pagi ya aman-aman saja. Sisi positifnya itu, dispensasi kriminal, karena maling takut masuk sini, “ ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait