DEMAK, iNews.id - Kawasan Desa Sriwulan di perbatasan Semarang-Demak, pada tahun 1945sempat menjadi medan perang mirip Bandung Lautan Api. Mbah Jumani (95) warga Desa Sriwulan menjadi saksi bagaimana hebatnya peperangan di perbatasan Semarang-Demak, Jawa Tengah.
Peperangan pada Oktober 1945 yang disebut pertempuran 5 hari Semarang ternyata mengisahkan sejarah pilu di desa setempat.
Ketika para pejuang terdesak oleh Belanda, Desa Sriwulan menjadi benteng pertahanan terakhir. Demi mengusir Belanda tidak masuk Kota Demak, para pejuang hingga membakar seluruh rumah di pemukiman tersebut.
Seluruh rakyat setempat pun ikut berjuang. Hanya sebagian wanita dan anak-anak diminta mengungsi ke kawasan Buyaran, Kecamatan Karangtengah. Hingga ribuan korban jiwa meninggal dalam peristiwa tersebut.
Mbah Jumani menyebut peperangan di Desa Sriwulan seperti perang puputan. Banyak rakyat Demak yang gugur, bahkan para pejuang seperti Kiai Turmudi bersama pejuang lain gugur di lokasi perbatasan Semarang-Demak.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait