JEPARA, iNews.id – Program Seribu embung yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dimanfaatkan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan air. Pada musim kemarau panjang ini. embung dan bendungan menjadi salah satu sumber air utama untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat dan untuk sektor pertanian maupun peternakan.
Program seribu embung Pemprov Jateng kini telah mencapai 1.136 embung dan 44 bendungan di seluruh wilayah Jawa Tengah. Melalui Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jateng Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang bekerja sama dengan pemerintah pusat dalam hal ini PUPR membuat program seribu embung telah melampaui target.
Embung atau bangunan konservasi berbentuk kolam tampungan air ini dibangun untuk menyimpan air hujan dan sumber air lainnya agar dapat dimanfaatkan di musim kemarau.
Seperti warga di Desa Senenan Kabupaten Jepara yang menggantungkan sektor pertaniannya berupa ladang palawija dan rumput untuk pakan ternak pada embung bapangan sebagai sumber air.
Memasuki musim kemarau panjang, air embung sangat bermanfaat untuk pengairan pertanian dan memberi minum ternak. Selain itu, jika diolah, air embung juga dapat digunakan sebagai air baku untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari.
“Kami senang dengan adanya embung karena dapat digunakan untuk pengairan ladang,” kata Sumarlan, petani Desa Senenan Jepara, Kamis (19/10/2023).
“Meski ketersediaan air di embung pada musim kemarau berkurang, namun dengan lebih dari seribu embung dan 44 bendungan, kebutuhan air di Jateng dapat tercukupi,” ujar Kepala Dinas Pusdataru, Eko Yunianto.
Menurutnya, dengan skema untuk suplai irigasi pada musim tanam satu dan dua bendungan dapat dioptimalkan untuk pengairan sawah sebesar tiga puluh persen dari jumlah sawah kurang lebih 1 juta hektare di Jawa Tengah.
Editor : Ahmad Antoni
embung lahan pertanian jawa tengah embung bansari musim kemarau petani pemprov jateng musim tanam
Artikel Terkait