“Semoga dapat menjadi warna baru bisnis di kalangan anak muda untuk membantu perekonomian penduduk setempat. Terlebih lagi, pelatihan difasilitasi serta ditindaklanjuti dengan pelatihan bisnis online,” tuturnya.
Sementara dalam pelatihan, kelompok KKN UNS 111 menghadirkan mahasiswa program studi kriya tekstil UNS, Yosua Novalensi sebagai pemateri. Bahan yang digunakan antara lain kain mori, karet gelang, larutan waterglass, dan pewarna remasol. Yosua juga menggunakan wadah sebagai perendam serta sarung tangan agar pewarna tidak menempel pada tangan.
“Kainnya dilipat bolak-balik seperti membuat lipatan kipas dari kertas, setelah itu dilipat menggunakan bentuk segitiga siku-siku dan segitiga sama sisi. Lipatan segitiganya dilakukan secara bolak-balik kemudian diikat menggunakan karet supaya kencang dan padat,” ujar Yosua.
Ikatan yang kencang, lanjutnya, dapat menahan warna agar tidak merembes terlalu dalam sehingga tercipta motif yang terstruktur. Setelah itu, sisa lipatan kain yang sudah diberi karet harus dicelupkan ke dalam larutan waterglass dan larutan pewarna.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait