“Meskipun kebanyakan membeli untuk dibawa pulang, namun penjualan semakin laris. Setiap hari rata-rata terjual 100 porsi,”kata Agus, penjual tahok.
Untuk satu porsi tahok dibanderol Rp8.000. Agus mulai berjualan sejak pukul 06.00 WIB. Selang 2-3 jam kemudian, dagangannya sudah habis terjual.
Konon ceritanya, tahok merupakan salah satu makanan yang dikonsumsi masyarakat Tionghoa di Jawa. Seiring berjalannya waktu, makanan ini juga digemari masyarakat Jawa. Hingga akhirnya, tahok dikenal sebagai salah satu makanan tradisional yang tidak dapat dipisahkan dari Kota Solo.
Nama tahok berasal dari kata tahoa yang merupakan bahasa Tionghoa. Nama itu memiliki dua kata, yaitu tao atau teu yang berarti kacang kedelai dan hu yang berarti lumat. Sesuai namanya, tahok terbuat dari kacang kedelai yang dilumatkan.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait