"Dalam pengenalan pertarungan bebas ini kami sengaja tidak mengenakan alat pelindung, karena mereka sudah kami atur apa-apa saja yang boleh dipukul dan ditendang, serta bagian mana saja yang dilarang untuk ditendang maupun dipukul. Pertarungan bebas ini hanya sekadar membiasakan mental yang siap menghadapi pertarungan dalam konteks pertandingan bukan untuk perkelahian," kata Taufik.
Ketua Umum PS Naga Hitam Suwarto optimistis, anak didiknya akan menjadi pesilat-pesilat yang berprestasi. Hal tersebut terlihat dari semangatnya serta dukungan para orang tua.
"Mereka masuk PS Naga Hitam umumnya bukan untuk bekal bisa berkelahi, melainkan untuk mencari prestasi melalui pertandingan-pertandingan,” kata Suwarto.
“Sebab prestasi bagi anak-anak dan orang tua merupakan nilai kebanggaan dan dinilai bisa membantu masa depan anak-anak untuk mencari sekolah," katanya.
Sementara itu, sekitar 100 pesilat usia dini hingga remaja mengikuti tasyakuran terbentuknya tempat latihan Perguruan Silat Naga Hitam di Asrama TNI AD Mrican Semarang. Usai latihan bersama dan tasyakuran, acara dilanjut ujian kenaikan tingkat.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait