"Nah, hal ini yang memunculkan interaksi sosial, sehingga dapat merekatkan kembali hubungan sosial dari seseorang dengan orang lain,” tuturnya.
Menariknya, latto-latto kini dimainkan lagi oleh anak-anak yang lahir dan besar di zaman digital. Meskipun anak-anak zaman sekarang sudah lahir di tengah pesatnya perkembangan teknologi, tetapi tren permainan latto-latto tetap digandrungi.
Latto-latto memberikan kekuatan yang sama seperti zaman dulu saat belum ada permainan-permainan digital, yaitu sebagai perekat hubungan sosial. Selain itu juga berfungsi untuk meningkatkan vitalitas sosial dan daya hidup karena memerlukan interaksi satu sama lain.
"Hebatnya, latto-latto ini muncul dan hadir kembali secara viral tapi tidak dalam basis digital," ucapnya.
Dikatakannya, permainan ini memunculkan memori masa lalu dari para orang tua yang masa kecilnya tidak asing dengan permainan-permainan zaman dulu. Hal ini menyulut habitualisasi terhadap permainan latto-latto, sehingga lebih mudah untuk menghidupkannya.
“Tidak hanya anak-anak, tapi orang tua juga ikut bermain karena ini ada kaitannya dengan memori permainan zaman dulu yang memiliki ciri-ciri kolektivitas dan solidaritas tinggi. Setiap bermain pasti harus berkumpul dengan yang lain dulu, sehingga membangun ikatan solidaritas pertemuan dan moral atau kebersamaan. Ini beberapa satu nilai sosial yang bisa diambil dari munculnya kembali latto-latto,” ujarnya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait