"Pembebasan lahan sudah hampir rampung. Tinggal mengurus tanah kas desa yang terendam genangan dan mencari tanah pengganti. Tanah wakaf juga tinggal pembayaran. Praktis tidak ada persoalan di ranah sosial," katanya.
Kepala Satuan Kerja (Satker) Waduk Pidekso, Dony FS mengatakan, pembangunan Waduk Pidekso sudah melewati sertifikasi desain. Saat pengisian air waduk dan saat akan dioperasikan telah melewati sertifikasi operasi waduk.
"Umur bendungan tergantung dari banyak atau sedikitnya sedimentasi di waduk. Saat lingkungan bisa dijaga, sedimentasi waduk dijaga, umur waduk bisa bertambah panjang. Minimal umurnya 50 tahun," kata Dony.
Waduk yang dibangun diklaim bisa tahan bencana, termasuk gempa megathrust. Peta gempa dari pemerintah pusat telah dipelajari dan diikuti. Bendungan Pidekso menggunakan urukan batu, sehingga lebih fleksibel dan kuat dalam menahan gempa.
"Berbeda dengan bendungan beton. Kalau beton dikaji lebih mendalam lagi karena lebih rigid. Kalau ini (Waduk Pidekso) bendungannya fleksibel, tidak ada masalah saat ada gempa," kata Dony.
Sebagai informasi, bendungan ini bisa menyuplai irigasi seluas 1.500 hektare, suplay air baku 300 liter per detik, mereduksi banjir 311 m³/dt (Q50) serta bermanfaat untuk konservasi wisata.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait