get app
inews
Aa Text
Read Next : DPRD Gorontalo Segera Kirim Rekomendasi Pemecatan Wahyudin Moridu ke Kemendagri

5 Kader PDIP di Jateng Dipecat karena Membelot di Pilkada Serentak 2020

Jumat, 23 Oktober 2020 - 19:19:00 WIB
5 Kader PDIP di Jateng Dipecat karena Membelot di Pilkada Serentak 2020
Sekretaris DPD PDIP Jateng Bambang Kusriyanto (kiri) menyebut ada 5 kader PDIP di Jateng resmi dipecat karena membelot di Pilkada 2020. (Foto: Dok SINDOnews/Ahmad Antoni)

SEMARANG, iNews.idPDI Perjuangan (PDIP) Jawa Tengah (Jateng) bertindak tegas terhadap para kadernya yang membelot di Pilkada Serentak 2020. Tindakan tegas itu dibuktikan dengan pemecatan lima kader PDIP yang membelot dalam pertarungan Pilkada Serentak 2020.

Sekretaris DPD PDIP Jateng Bambang Kusriyanto menyebutkan, kelima kader tersebut berasal dari Kabupaten Semarang, Blora, Demak, dan Klaten. Kelimanya, yakni Bupati Semarang Mundjirin dan anaknya, Biena Munawar Hatta (Kabupaten Semarang), Dwi Astutiningsih (Blora), Mugiyono (Demak), dan Harjanta (Klaten).

Surat pemecatan para kader tersebut telah diturunkan DPP PDIP. "Mereka dianggap tidak patuh dan tidak tegak lurus terhadap rekomendasi partai saat pilkada," kata Bambang, Jumat (23/10/2020).

Bambang Kusriyanto menjelaskan, para kader tersebut dipecat karena maju di pilkada melawan pasangan calon (paslon) yang diusung PDIP. Dua lainnya mendukung anggota keluarga maju sebagai calon bupati.

Bupati Semarang Mundjirin disanksi karena dianggap mendukung istrinya, Bintang Narsasi maju di Pilkada Kabupaten Semarang. Begitu juga Biena Munawar Hatta, anak Mundjirin.

Anggota DPRD Kabupaten Semarang tersebut dianggap memberi jalan kepada ibunya maju. Sementara PDIP mengusung paslon Ngesti Nugraha-Basari (Ngebas) di Pilkada Kabupaten Semarang.

Sementara Dwi Astutiningsih dipecat karena maju Pilkada Blora melalui Partai Demokrat. Padahal PDIP telah mengusung Arif Rohman-Tri Yuli Setyowati.

Sedangkan Mugiyono juga maju sebagai Calon Bupati Demak dengan menggandeng Badarudin Ma'shum (Gus Bad). Mugiyono yang kini kader Gerindra memilih menyeberang setelah PDIP memberikan rekom ke Eistianah-Ali Makhsun.

Terakhir Harjanta dipecat karena maju Pilkada Klaten melalui partai lain. Dia melawan jagoan PDI Perjuangan, Sri Mulyani-Yoga Hardaya.

Bambang Kusriyanto mengatakan, para kader tersebut diberi sanksi pemecatan karena dianggap melakukan pelanggaran berat. "Melanggar disiplin partai dan tidak mengawal rekomendasi pada pilkada. Mereka justru maju dari partai lain," kata Ketua DPRD Jateng ini.

Di sisi lain, dia membantah anggapan di pilkada tahun ini banyak kader PDIP yang membelot. "Kalau lima saya rasa tidak banyak dibanding jumlah kader se-Jateng. Lagi pula bukan soal banyak sedikitnya yang dipecat, tapi lebih pada konsekuensi menjadi kader wajib mengawal keputusan partai," katanya.

Editor: Maria Christina

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut