Cerita Kapten CPM Punawirawan Sanjoto, Memburu DN Aidit saat Singgah di Rumah Peterongan Semarang
Ketika DN Aidit singgah di rumah Jalan Belimbing, dia telah mempersenjatai diri menjaga segala kemungkinan jika ada perlawanan dari komplotan PKI. “Waktu Aidit transit, saya dengan senjata lengkap, bawa 2 senjata salah satunya pistol. Saat perburuan waktu itu, saya bersama dengan 2 anggota Kodim dan 3 anggota CPM,” sebutnya.
Ia menambahkan, saat itu dirinya secara kebetulan telah membaca keadaan di dalam ruangan. Ternyata rombongan DNA (DN Aidit) pergi ke timur (Solo). “Lantas saya telpon sama komandan, saya laporan bahwa 2 jam yang lalu sudah tak ada, lari ke timur. Di solo komandan saya telpon Dandenpom Solo dijawab sudah diberondong (tertangkap di Solo),” ujar pria kelahiran 17 November 1930 ini.
Kini, rumah yang sempat menjadi persinggahan gembong PKI DN Aidit itu ditempati Sanjoto bersama istri dan keluarganya. Menurut pengakuannya, dirinya menempati rumah di Jalan Belimbing Raya 34 Peterongan sejak tahun 1969. Namun demikian, saat itu rumah dalam kondisi kosong dan sempat disita negara. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, rumah tersebut kembali bisa ditempati Sanjoto setelah pemerintah mengetahui jika dirinya merupakan pejuang veteran kemerdekaan RI.
Editor: Ahmad Antoni