Cerita Rakyat Jawa Tengah, Asal Usul Aksara Jawa

Namun Sembada mengingat pesan Ajisaka bahwa dia tidak boleh menyerahkan pusakanya kepada siapapun selain Ajisaka sendiri. Kedua abdi tersebut bersikukuh dengan pesan yang disampaikan oleh Ajisaka kepada mereka. Lama kelamaan, kedua abdi ini justru saling adu mulut untuk mempertahankan pendapat mereka masing masing.
Namun pada akhirnya kedua abdi tersebut saling bertempur. Awalnya mereka bertempur dengan hati- hati mengingat mereka adalah teman. Semakin lama pertempuran semakin sengit dan akhirnya kedua abdi tersebut tewas dalam pertarungan.
Mendengar kabar bahwa kedua abdinya tewas dalam pertempuran, Ajisaka merasa bersalah dan menyesal telah membuat kedua abdinya bertarung dan meninggal. Untuk mengenang kisah kedua abdinya, Ajisakamembuat deret aksara.
Aksara tersebut berbunyi “HA NA CA RA KA” yang berarti “ono wong loro” (ada dua orang). “DA TA SA WA LA” yang berarti “padha kerengan” (saling bertengkar). “PA DHA JA YA NYA” yang berarti” podho jayane” (sama sama kuat). “MA GA BA THA NGA” yang berarti “mergo dadi bathang lorone” (maka keduanya mati karena sama sama kuat).
Begitulah cerita rakyat Jawa Tengah asal usul Aksara Jawa yang masih banyak digunakan oleh masyarakat.
Editor: Ary Wahyu Wibowo