Ibu Cantik Ini Sukses Bisnis Bakmi di Tengah Pandemi, Pelanggannya Orang Eropa hingga Arab Saudi
Menggeluti bisnis dengan sepenuh hati itu makin terasa kerena keluarga Tanti memang penggemar makan mi. Warung kuliner Bakmi Sundoro pun berkembang. Pada Maret 2020 sudah ada delapan cabang. UMKM ini menargetkan pada Desember 2020 mampu membuka 50 cabang.
Namun harapan itu terhalang ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Warung Bakmi Sundoro tidak boleh buka oleh Satpol PP pada tanggal 14 Maret 2020. Warung dan booth yang sedang berkembang terpaksa harus ditutup.
Tapi bisnis tidak boleh menyerah. Harus tetap berbisnis di tengah pandemi Covid-19. Itulah yang dilakukan Tanti. Jika semula dia punya 12 karyawan, karena pandemi, maka delapan karyawan dirumahkan. Tersisa empat.
Namun Tanti memiliki pengalaman yang kemudian menjadi pemicu perkembangan Bakmi Sundoro. "Pada waktu Lebaran tahun 2019, salah satu pembeli yang makan di tempat ingin membawa mi dan bumbunya pulang ke kota lain. Ini yang tidak pernah kami pikirkan," ujarnya.
Dia kemudian berpikir bagaimana jika dalam satu kemasan ada mi dan bumbunya. Itu artinya harus dibungkus dalam kemasan yang rapi dan aman. Masalahnya berapa lama bisa bertahan mie dan bumbu tanpa bahan pengawet itu?
Tantangan itu pun menjadi cambuk bagi dirinya untuk berkreasi, Bakmi Sundoro pun dikemas. Memastikan bakmi bisa dihidangkan dengan rasa yang tak berubah di tiap meja makan pelanggannya di berbagai kota dan negara.
Dia mengaku bukan hal mudah untuk memproduksi Bakmi Yogya dalam kemasan yang memiliki cita rasa seperti Bakmi Yogya yang bisa disantap langsung di warungnya. Dia membuat terobosan baru yang keluar dari pakem penyajian bakmi.
"Semula saya hanya memproduksi bakmi dalam bentuk frozen food atau makanan beku. Bentuk ini hanya bertahan tiga hari dalam suhu ruang karena tidak menggunakan pengawet. Namun, hal ini menjadi kendala saat bakmi harus dikirim ke luar Pulau Jawa yang memakan waktu lebih lama," katanya.
Dia menemukan solusi dengan memanfaatkan mesin pengering makanan (dehydrator). Tanti berhasil membuat varian bakmi kering yang bertahan hingga satu tahun. Seperti sebuah lompatan sejarah, bakmi itu pun memiliki rasa yang sama.
Sementara itu ketika pandemi mulai melanda, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo membaca situasi yang akan terjadi. Transaksi bisnis tradisional menjadi kendala pengembangan bisnis di wilayahnya. Untuk bisa berdaya, semua harus mau bertransformasi, menjadikan para pejuang lokal itu sebagai motor untuk mengerek ekonomi.
Editor: Ahmad Antoni