Kisah Indriyani Setyaningrum, Penyandang Disabilitas Pertama yang Direkrut Polres Jepara
                
            
                Indri pun menceritakan bagaimana kisahnya bisa mendapatkan posisi sekarang sebagai bagian dari jajaran Polres Jepara. Dia menyebut tidak mengerti mengapa kondisinya harus berbeda dengan orang lain.
Sejak kecil ia menderita polio yang membuatnya tumbuh menjadi anak yang minder dan tertutup. Dunia terasa begitu kecil dan pendek untuknya karena keterbatasannya membuatnya tidak berani untuk bermimpi akan masa depan.
Satu-satunya dunia yang dia rasakan adalah keluarganya yang selama ini menerima dan mendukungnya, terutama dalam pendidikan. Ia berkesempatan untuk belajar hingga lulus dari sebuah Sekolah Tinggi Theologia (STT) Abdiel Ungaran.
Secercah harapan dimilikinya saat ada seorang pria yang mau meminangnya. Dari pernikahan itu, dia memiliki seorang putri yang sangat dicintainya. Namun, semua berjalan tidak seperti apa yang diharapkan.
Hanya beberapa tahun setelah menikah, suaminya pergi meninggalkan dia dan anaknya dengan tidak bertanggung jawab. Itu menimbulkan luka yang begitu mendalam. Satu-satunya harapan yang membuat dia tetap punya semangat hidup adalah anak satu-satunya yang harus ia rawat.
Dengan kondisinya, tentu merawat anak seorang diri tidak mudah. Apalagi tidak ada penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Selama ini dia hanya membantu sebagai guru PAUD Kartini Ceria Ngeling di desanya dengan honor yang sedikit. Tetapi dia tetap mensyukuri setiap berkat yang dia dapatkan. Hidupnya ada dalam pemeliharaan Tuhan, itu keyakinannya.
Satu titik balik yang mengubah hidupnya adalah ketika ia mulai berkenalan dengan komunitas disabilitas di Jepara. Dia bertemu dengan orang-orang yang memiliki pergumulan yang sama dengannya. Ia merasa dicerahkan karena memiliki sahabat dan komunitas untuk tumbuh bersama.
Semenjak itu, dia mulai bisa berdamai dengan dirinya dan aktif berorganisasi di beberapa organisasi disabilitas. Ia ingin menjadi berkat untuk orang lain melalui apa yang ia bisa lakukan. Itu semua memberi energi untuk terus semangat menatap masa depan demi putrinya yang saat ini beranjak remaja.
Kesempatan baik datang saat Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan memiliki keinginan untuk merekrut operator call center 110 dari kelompok penyandang disabilitas. Dia terpilih dan itu sangat disyukurinya.
“Selalu ada harapan dan kesempatan yang tidak terduga. Selalu ada kemungkinan di tengah berbagai ketidakmungkinan. Satu hal yang ia pegang saat ini adalah untuk tetap percaya dan melangkah dengan segala keikhlasan,” ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni