Kisah Sukses Warga Grobogan Daur Ulang Kain Perca, Berdayakan Ratusan Pengangguran

Sedangkan Lutfiah yang juga awalnya pengangguran dan ibu rumah tangga saja, sejak setahun lalu kehidupannya sudah berubah meningkat drastis. Kini dia juga mempunyai beberapa pekerja dalam produksi kain perca.
Dalam sehari setiap pekerja bisa menyelesaikan sepuluh hingga dua puluh produk tas sarung bantal maupun sprei. “Untuk pembuatan kasur busa membutuhkan waktu tiga hingga lima hari karena harus memilih busa dan perca yang bagus untuk isi kasur,” katanya.
Kendala yang dialami warga saat ini adalah untuk proses pemasaran, dimana sebagian warga masih menggunakan cara manual yakni menitipkan ke beberapa toko dan warung yang biasa dia jumpai. Namun beberapa warga lainnya sudah melakukan promosi penjualan melalui media sosial.
Harga yang ditawarkan pun bervariasi tergantung tingkat kesulitan dalam proses penjahitan dan besar kecilnya produk yakni antara Rp50.000 hingga jutaan rupiah.
Sementara itu, untuk limbah yang tidak terpakai dikumpulkan dan kemudian dijual kembali ke beberapa perusahaan untuk digunakan sebagai bahan bakar pabrik. Sehingga warga tidak akan terganggu dengan adanya limbah kain perca yang tidak digunakan lagi.
Editor: Ahmad Antoni