Pj Gubernur Jateng Minta Jajaran Deteksi Dini Potensi Konflik Pemilu: Kita Harus Pasang Mata
Menurutnya, setiap setiap kontestasi politik, punya potensi konfliknya masing-masing. Maka, yang perlu dilakukan para penyelenggara pemilu beserta stakeholdernya adalah menekan terjadinya konflik, agar tidak berpotensi menjadi besar.
Untuk meredam konflik, terang Luthfi, Polda Jateng menyiapkan strategi cooling system. Dalam strategi ini, Polda Jateng membentuk kelompok Cipayung yang isinya kumpulan berbagai organisasi kemahasiswaan. Ketika terjadi konflik, anggota organisasi kemahasiswaan ini yang mengambil peran untuk mendinginkannya.
Selain membentuk kelompok Cipayung, Polda Jateng juga menggunakan strategi manajemen sosial. Dalam strategi ini, Polda menggandeng tokoh-tokoh masyarakat yang menjadi panutan masyarakat.
Di samping itu, diterapkan pula manajemen media dengan melaksanakan patroli siber. "Di bawah Direktorat Siber, Ditreskrimsus, dan Dir Intel, kita akan melakukan patroli Siber untuk memetakan trending topik politik, di wilayah kita, " ujar Luthfi.
Sementara itu, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Widi Prasetijono menegaskan, sinergi dan kolaborasi antara pemangku kepentingan sangat penting untuk mewujudkan pemilu - pilkada yang sukses. Sinergi dan kolaborasi diperlukan, karena setiap pemangku kepentingan memiliki keterbatasan.
"Kita punya keterbatasan. Keterbatasan kekuatan, keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana, keterbatasan data atau informasi dan tentunya prioritas dalam pelaksanaan tugas,” katanya.
Oleh karena itu, menurut dia, ada sejumlah ruang Grey area yang perlu dikerjakan bersama-sama. “Sehingga, kita harus bisa bersama-sama untuk menyongsong tugas yang akan kita laksanakan dalam waktu sekarang, sampai dengan nanti pelaksanaan pemilu selesai, " ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni