Rangkaian Adat Jawa Warnai Pernikahan Kaesang dan Erina Gudono, Ini Maknanya

Tuwuhan yang berarti tumbuh-tumbuhan ini diletakkan di tempat siraman. Buah-buahan seperti setandan pisang pada masing-masing sisi juga bisa ditambahkan sebagai harapan agar sang pengantin kelak cepat memperoleh buah hati.
Secara harfiah, siraman berarti mandi dengan air. Pada ritual ini, ada tujuh orang yang menyiramkan air ke sang pengantin.
Nantinya, sang ayah mempelai wanita yang akan menyelesaikan ritual, dilambangkan sebagai pembersihan diri sebelum menjalankan ritual selanjutnya yang lebih sakral. Selain bertugas mengakhiri siraman tersebut, sang ayah juga akan menggendong mempelai wanita menuju kamar pengantinnya.
Selanjutnya terdapat ritual yang unik, yaitu adol dawet. Kedua orang tua menjual dawet sebagai hidangan kepada para tamu undangan yang telah hadir menyaksikan prosesi.
Uniknya, jual beli dawet ini tidak dibayar dengan uang, melainkan dengan kreweng atau pecahan tembikar dari tanah liat.
Makna dibalik kreweng tanah liat ini sebagai tanda bahwa pokok kehidupan berasal dari bumi. Pada ritual ini, sang ibu akan melayani para pembeli, sedangkan sang ayah akan memayungi sang ibu.
Ini bermakna pesan dari para orang tua untuk memberikan contoh kepada anak-anaknya bahwa di kemudian hari, mereka harus saling bergotong royong dalam membina rumah tangga.
Editor: Rizky Agustian