Sandiaga Uno Siap All Out Dukung Salatiga Menuju Kota Gastro History

Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengatakan, pihaknya kini tengah mengikuti kompetisi jaringan kota kreatif dunia yang diselenggarakan oleh UNESCO. Ini untuk memperkenalkan Kota Salatiga, sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang kaya sejarah dan kuliner tradisional yang melegenda.
“Salah satu makanan tradisional Kota Salatiga telah tertulis dalam Serat Centhini, yang menyatakan jika kuliner Sambal Tumpang telah ada sejak Tahun 1914 sampai 1923. Atas dasar itu, dari tujuh sektor yang ada di kota kreatif dunia, Kota Salatiga memutuskan untuk memilih sektor gastronomi tanpa melepaskan dari pengaruh sejarah sebelumnya,” kata Yuliyanto.
Selain itu, sebagai kota yang multi etnis serta memiliki kuliner yang sangat beragam. Dari total 14.440 UMKM yang terdaftar di Kota Salatiga, 6.178 di antaranya merupakan UMKM berbasis kuliner.
Tak hanya didukung UMKM, Salatiga juga didukung beberapa pusat studi terkait gastronomi, diantaranya pusat studi tempe, pusat dinamika usaha mikro dan kecil (CEMSED), serta program studi teknologi pangan.
Dari sisi regulasi, Pemkot Salatiga mengeluarkan Keputusan Wali Kota nomor 500/333/2021. Yakni menetapkan sejumlah daerah maupun spot-spot tertentu untuk mengakomodasi kegiatan yang mempromosikan Salatiga sebagai kota kuliner kreatif. Pemkot juga telah berkomitmen untuk memfasilitasi kegiatan yang mendorong perkembangan kuliner di Kota Salatiga.
Seperti pelaksanaan pameran, festival jalanan dan sosialisasi produk kreatif, penetapan Kampung tematik singkong di Ngaglik, kampung kuliner Monginsidi di Jalan Monginsidi, pusat kuliner Kridanggo di sepanjang Jalan Adisucipto, serta keberadaan gedung pemerintah daerah (GPD) yang dioptimalkan untuk mengakomodasi pameran, seminar maupun konferensi.
Upaya-upaya tersebut merupakan bentuk komitmen dari Pemkot beserta elemen-elemen terkait untuk mengoptimalkan potensi kuliner di Kota Salatiga.
Editor: Ary Wahyu Wibowo