Berbeda dengan sekolah tingkat SMP, kata dia, memang sudah memiliki fasilitas laboratorium komputer sehingga tidak perlu meminta siswanya membawa laptop sendiri dari rumah.
"Untuk memenuhi fasilitas laptop, kata dia, sekolah harus kreatif, salah satunya meminjam milik guru atau cara lain agar tersedia dalam jumlah cukup," kata dia.
Karena jumlah laptopnya masih terbatas, lanjut Harjuna, sehingga pelaksanannya dibagi dua sif karena dari 30 siswa laptopnya hanya 14 unit saja.
"Jika ada sekolah yang menyuruh beli orang tua bisa mengadu ke dinas. Guru-guru mesti banyak yang punya, bisa diupayakan dari pendidik dahulu. Kemudian, simulasi ANBK beberapa waktu lalu sudah disampaikan ke pusat lewat berita acara," katanya.
Dia berharap ada evaluasi, sehingga saat pelaksanan bisa berjalan lancar tidak lagi terkendala seperti sebelumnya.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait