4. Rumah Kampung.
Rumah adat Jawa Tengah selanjutnya adalah Rumah Kampung. Bentuknya hampir sama dengan Rumah Panggang Pe, terdiri dari teras depan dan belakang yang terbuka. Perbedaannya adalah Rumah Kampung memiliki ruangan tertutup di bagian tengah. Karena rumah ini memang digunakan sebagai rumah tinggal.
Ciri khas rumah adat model kampung adalah tiang penyangga yang jumlahnya kelipatan angka 4, yaitu 8, 12, 16, dan seterusnya. Adapun ciri khas dari rumah Kampung, yaitu adanya dua teras, satu di depan rumah dan satunya di belakang rumah.
Rumah Kampung biasanya terbuat dari kayu nangka atau kayu mahoni. Lalu apabila dilihat dari samping, maka rumah ini hampir mirip segitiga.
5. Rumah Limasan.
Rumah adat Jawa Tengah selanjutnya adalah Rumah Limasan. Rumah jenis ini umumnya digunakan masyarakat yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari rakyat jelata, tetapi lebih rendah dari kaum bangsawan. Diberi nama masan karena bentuk atapnya berbentuk seperti limas. Atap ini memiliki 4 sisi yang menghadap ke 4 arah mata angin.
Jumah Limasan pun memiliki beberapa jenis, diantaranya adalah Limasan Lawakan, Klabang Nyander, Semar Pindohong, dan Gajah Mungkur. Saat ini sudah banyak rumah yang menggabungkan konsep Limasan dengan gaya modern.
Arsitekturnya memiliki keunikan di bagian atapnya. Sesuai dengan namanya, yaitu Limasan, rumah adat ini memiliki atap yang berbentuk seperti limas. Adapun bentuk bangunannya sama seperti yang lain, yaitu bentuk persegi. Rumah adat Limasan memang sangat sederhana. Hal ini juga sesuai dengan karakteristik orang Jawa yang sederhana.
Selain itu, rumah Limasan juga menyimpan filosofinya sendiri. Rumah adat Limasan disebut-sebut tahan gempa, sebab kokohnya semua tiang penyangga yang terbuat dari kayu, sehingga sangat sesuai sebagai tempat untuk melindungi orang-orang di dalamnya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait