Beda Kasunanan dan Mangkunegaran, Orang Solo Wajib Tahu
SOLO, iNews.id – Beda Kasunanan dan Mangkunegaran biasa menjadi pertanyaan masyarakat atau wisatawan yang datang ke Kota Solo. Di Solo terdapat dua istana yang menjadi jejak sejarah terusan dari Kerajaan Mataram Islam.
Beda Kasunanan dan Mangkunegaran merujuk kepada keberadaan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo) dan Pura Mangkunegaran. Keraton Kasunanan Surakarta dibangun pada era Sri Susuhunan Paku Buwana (PB) II pada tahun 1744. Keberadaannya sebagai pengganti Keraton Kartasura yang porak-poranda akibat geger Pecinan pada tahun 1743. Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Dinasti Mataram Islam.
Pemerintahan Paku Buwono II sebagai penguasa pertama Keraton Kasunanan Surakarta, masih diwarnai polemik internal antara sesama trah Mataram. Saudara tiri Paku Buwono II, yakni Pangeran Mangkubumi menuntut tahta Kasunanan Surakarta.
Sementara, Paku Buwono II menunjuk putranya, Raden Mas Suryadi sebagai putra mahkota. Pangeran Mangkubumi tidak menerima keputusan itu, sehingga pada tahun 1746 ia meninggalkan istana dan mendirikan pemerintahan tandingan di Yogyakarta.
Pangeran Mangkubumi bergabung dengan Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa, seorang Pangeran Mataram yang lahir di Istana Kartasura dan telah melancarkan perlawanan terhadap Paku Buwono II sejak peristiwa geger pecinan. Dengan bergabungnya Raden Mas Said beserta pengikutnya, kubu Pangeran Mangkubumi semakin bertambah kuat.
Pada 12 Desember 1749, Pangeran Mangkubumi, dengan mendapat dukungan penuh Raden Mas Said mengangkat dirinya sebagai raja atau sultan di kerajaan tandingan di Yogyakarta. Ketika daerah kekuasaan Pangeran Mangkubumi semakin luas, Belanda menggagas Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755.
Editor: Ary Wahyu Wibowo