Menelusuri Jejak Kemerdekaan Indonesia di Semarang, Berawal dari Gedung Djawa Hookokai

Sjarief Soelaiman menyampaikan kepada MS Mintardjo bahwa naskah aslinya sudah dikirim ke Surat Kabar Sinar Baru, satu-satunya Surar Kabar yang terbit di Semarang berkantor di Jalan Purwodinatan.
Naskah tersebut kemudian diserahkan oleh Mr Wongsonegoro yang tengah memimpin rapat oleh MS Mintardjo. MS Mintardjo meminta agar Mr Wongsonegoro bersedia membacakannya di depan sidang majelis yang pesertanya datang dari berbagai daerah.
Kabar berita Proklamasi tersebut awalnya disangsikan oleh Mr Wongsonegoro, namun karena penjelasan Sjarief Soelaiman dan MS Mintardjo, maka Mr Wongsonegoro pun bersedia membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia untuk kali pertama di Semarang di hadapan sidang yang ada di lantai 2 gedung Djawa Hookookai.
“Djakarta 17/8 (domei) proklamasi titik kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan indonesia titik hal2 jang mengenai pemindahan dan lain2 diselenggarakan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja titik djakarta 17-8-2605 titik atas nama bangsa Indonesia soekarno-hatta titik”
Naskah proklamasi ini dibacakan oleh Mr Wongsonegoro berulang 2 kali. Para hadirin yang menyaksikan dan mendengarkan langsung bertepuk tangan riuh rendah. Sidang majelis kemudian dinyatakan selesai dan menyanyikan lagu Indonesia Raya sambil menyerukan ‘Hidup Bung Karno.. Hidup Bung Hatta…Hidup Bangsa Indonesia..”.
Hari mulai siang mendekati salat Jumat. Naskah berita proklamasi kemerdekaan kemudian dibawa ke Masjid Besar Aloon-aloon Semarang (Kauman). Disaat khatib (belum diketahui Namanya) hendak memulai kutbah Jumat kemudian dibacakan kabar proklamasi di hadapan jamaah.
Kebetulan saat itu pelaksanaan salat Jumat disiarkan langsung oleh Radio Semarang Hoso Kyoku (milik Jepang meski banyak pegawainya pribumi). Pada saat penyiaran, para pegawai radio banyak yang tidak mengerti sebelumnya.
Editor: Ahmad Antoni